Oleh : Dede Farhan
Aulawi
Telah kucoba bangkit dengan kaki
tertatih...
Dan jatuh kembali dalam serakan kaca yang tercecer...
Kaca - kaca yang tajam merobek sebagian kulit deritaku
Akhirnya darahpun mengalir kembali...
Bercak - bercak merah darah begitu segar memuncrat
Menghiasi indahnya lukisan kepedihan di dinding kekecewaan
Robekan kepedihan sangat terasa di setiap titik lukaku
Luka - luka yang takkan pernah membuat hatimu luluh
Luka yang kemaren...
Kukira telah pergi ke seberang samudera...
Ternyata masih sedekat tetes keringat di kulitku...
Mengalir dan merekatkan debu kepedihan....
Kepedihan yang membuatku lelah....
Meski kuterus berusaha tuk menyekanya...
Dengan MAAF yang masih berlumuran darah
Lelah...terengah - engah..dengan langkah yang gontai...
Berharap ada uluran tongkat...yang membuat wajah tengadah
Kutatap lintasan awan di altar kerajaan nurani
Begitu menggumpal....menggulung dengan hitam yang pekat
Melukiskan sebuah duka yang begitu pucat pasi
Dan menggetarkan 7 petala langit...
Puaskah kau...dengan lukisan darah di kanvas derita?
Tak puaskah dengan ceceran darah di setiap relung jiwaku ?
Tak iba kah dengan isak tangis bayi munggil anak negeri ?
Inikah kepuasan angkara nafsumu ?
Yang tergadai oleh " Ambisi Tanpa Jeda "
Dan jatuh kembali dalam serakan kaca yang tercecer...
Kaca - kaca yang tajam merobek sebagian kulit deritaku
Akhirnya darahpun mengalir kembali...
Bercak - bercak merah darah begitu segar memuncrat
Menghiasi indahnya lukisan kepedihan di dinding kekecewaan
Robekan kepedihan sangat terasa di setiap titik lukaku
Luka - luka yang takkan pernah membuat hatimu luluh
Luka yang kemaren...
Kukira telah pergi ke seberang samudera...
Ternyata masih sedekat tetes keringat di kulitku...
Mengalir dan merekatkan debu kepedihan....
Kepedihan yang membuatku lelah....
Meski kuterus berusaha tuk menyekanya...
Dengan MAAF yang masih berlumuran darah
Lelah...terengah - engah..dengan langkah yang gontai...
Berharap ada uluran tongkat...yang membuat wajah tengadah
Kutatap lintasan awan di altar kerajaan nurani
Begitu menggumpal....menggulung dengan hitam yang pekat
Melukiskan sebuah duka yang begitu pucat pasi
Dan menggetarkan 7 petala langit...
Puaskah kau...dengan lukisan darah di kanvas derita?
Tak puaskah dengan ceceran darah di setiap relung jiwaku ?
Tak iba kah dengan isak tangis bayi munggil anak negeri ?
Inikah kepuasan angkara nafsumu ?
Yang tergadai oleh " Ambisi Tanpa Jeda "
0 Response to "ambisi tanpa jeda"
Posting Komentar