SENI MENGAJAR ALA PELATIH TOP SEPAK BOLA DUNIA

blogger templates
Tantangan yang besar yang dihadapi seorang guru adalah bagaimana menjadikan peserta didik atau murid menjadi sosok yang cerdas dan mempunyai kepribadian yang baik. Akan tetapi, kenyataannya dilapangan bahwa masih banyak guru yang menerapkan metode cara lama yaitu metode ceramah atau hanya komunikasi satu arah atau kalau ada muridnya melanggar aturan maka, gurunya menghukumnya dengan menjewer telinganya atau menyuruh berdiri di muka kelas. Tentu saja hal itu nantinya akan berdampak negatif terhadap psikologi peserta didik. Misalnya anak tersebut akan berwatak keras karena perlakuan guru tersebut yang kasar dan juga membuatnya bosan terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru yang bersangkutan.
            Melihat dari problematika pendidikan kita sekarang itu perlu suatu metode baru yang fresh dan kreatif untuk menumbuhkan minat peserta didik untuk bersungguh-sungguh dalam belajar, Dan kami yakin diantara kita sudah banyak mengenal berbagai metode pembelajaran, Mulai Dari PAKEM, PAIKEM, KIBAR dan sebagainya. Maka Pada kesempatan ini saya akan mengenalkan metode baru yang insya Allah bisa menjadi  bahan pilihan dalam menggunakan metode pembelajaran secara umum, Penulis menawarkan sebuah ide mengajar bagi guru, yang terinspirasi dari dunia sepak bola. Tema demikian memang terdengar asing dalam wacana pendidikan, namun inilah sisi menarik dan tidak salah untuk mencoba. Nantinya seorang guru tidak hanya berkutat dengan metode pengajaran normatif-formal, tapi juga menciptakan suasana belajar yang inspiratif, motivatif, rekreatif, tentunya dengan berlandaskan komitmen dan kedisiplinan tinggi. Bagi penikmat sepakbola tentu tidak asing dengan nama-nama pelatih seperti Cesare Maldini, Frank Rijkard, Roberto Mancini, Josep Guadiola, atau Jose Mourinho. Dari pelatih-pelatih top dunia itulah banyak pemain legendaris bermunculan seperti Pele, Diego Maradona, Michael Platini, Alfredo de Stefano, Zinedine Zidane, dan kini Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
            Di balik kesuksesan para pemain tersebut, baik sebagai individu maupun tim, pastilah ada sosok pelatih yang berkontribusi besar. Dalam pendidikan pelatih ibarat guru yang tidak hanya bertanggung jawab dalam menyampaikan materi pelajaran atau strategi permainan, tetapi juga harus sanggup mengayomi, memberikan contoh yang baik di dalam maupun di luar lapangan (kelas atau sekolah), dan mengapresiasi setiap pemain (peserta didik). Jika seorang guru telah memiliki komitmen dan keseriusan layaknya pelatih-pelatih sepak bola, tidak mungkin ia bekerja secara serampangan alias tidak bertanggung jawab. Maka, untuk itulah guru dituntut untuk memiliki keseriusan, kecerdasan, dan teknik mengajar yang tepat dan benar dan juga harus mampu menjadi seorang guru keluar dari zona nyaman, zona aman, artinya guru harus banyak aktif dan berusaha mencari cara bagaimana sistem belajar mengajar didalam kelas menjadi nyaman, aman, dan menyenangkan sehingga hasilnya pun memuaskan.
            Ada beberapa point penting yang harus dimiliki seorang guru dalam mengajar sebagaimana pelatih sepak bola sir Alex Ferguson yang dipuja layaknya dewa di Old Trafford. Hal itu karena dia bisa mendidik pemainnya yang asalnya bisa menjadi luar biasa seperti David Bekham, Paul Scholes, Ryan Giggs, Gary Nevil dan pemain muda lainnya seperti Rafael. Adapun point tersebut diantara adalah kecerdasaan intelektual, kecerdasan moral, kecerdasaan sosial, dan kecerdasan emosional.
            Pelatih-pelatih top dunia mendidik pemainnya tidak lepas dari kedisiplinan disetiap keadaan. Mereka menganggap bahwa kedisiplinan berada diatas segala-galanya. Karena kedisiplinan adalah jalan menuju kesuksesan. Ada salah satu metode kedisiplinan yang unik yang diterapkan oleh Daniel Passarella yang pada waktu itu menjadi pelatih pemain timnas Argentina pada piala dunia 1998 di Prancis, yaitu menuntut seluruh pemain Argentina berpenampilan rapi (selain menuntut latihan yang disiplin, tentunya), rambut panjang, dan memakai anting-anting juga tidak diperbolehkan. Begitu juga dalam hal mengajar, kedisiplinan wajib diterapkan dalam mendidik anak muridnya sehingga mereka bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran. Akan tetapi menegakkan kedisiplinan tidak identik dengan kekerasan. Bahkan dalam dunia sepakbola, kedisiplinan diterapkan dan disosialisasikan dengan cara fleksibel, namun bermakna . Hukuman bagi melanggar disiplin itu pun harus mendidik dan membuat anak didik merasa tidak terbebani dari hukuman itu.
            Tugas seorang guru juga harus mampu  merangsang imajinasi peserta didik dan seni memulai dan mengakhiri pelajaran. Selain itu ditambah lagi beberapa bentuk permainan yang bisa dijadikan bahan untuk mengajar agar anak didiknya tidak bosan.
            Kesalahan tidak hanya ada pada siswa tapi juga terkadang ada pada pendidik, mencobalah  mengevaluasi kembali kesalahan-kesalahan yang biasanya dialami oleh pendidik yang kadang-kadang dianggap sepele dan bebarapa sikap harus dimiliki oleh seorang pendidik adalah menjadi uswah (teladan) dan qudawah (Panutan) bagi siswanya. Tentunya, hal tersebut penting bagi seorang pendidik.
            Seorang Pendidik juga  harus tau bahwa Pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia mustinya dapat memberikan bekal yang cukup bagi peserta didik setelah selesai menempuh jenjang pendidikan, membekali peserta didik dengan kemampuan untuk dapat survive dalam hidupnya kemudian. Tidak hanya dengan pengetahuan yang sekedar dihafalkan untuk kemudian dapat lulus dalam ujian nasional. Tapi juga dengan kreativitas. Karena betapapun kaya Bangsa Indonesia ini masih sangat dibutuhkan jiwa kreatif untuk mengolahnya. Sederhananya sekalipun memiliki kebun pisang tapi tanpa dapat mengolah menjadi keripik pisang, maka pisang hanya akan dijual tanpa diolah dan terpaksa membeli olahan berupa kripik yang mustinya dapat diolah sendiri dengan sedikit sentuhan kreatif. Pendidikan kreatif juga akan membiasakan siswa berani membuat inovasi dan trobosan dalam berbagai persoalan yang dihadapi. Dikombinasikan dengan bimbingan yang tepat dari guru, maka kreativitas siswa akan dapat menjadi ketrampilan yang bermanfaat dimasa depan.

            Di balik kesuksesan para pemain sepak bola, pasti ada sosok pelatih yang berkontribusi besar. Begitu pula dalam dunia pendidikan, guru serupa pelatih yang memikul beban intelektual sekaligus moral. Ada sebuah ungkapan menarik bahwasanya kesuksesan anak didik, baik dalam tingkat spiritual, intelektual, emosional itu ditentukan 100% oleh seorang pendidik (guru). Benar atau tidak dengan ungkapan tersebut bahwa yang jelas tugas seorang guru adalah membuat anak didikannya sukses dunia dan Akhirat. Sekaligus sebagai amal ibadah seorang guru yang nilai nya tidak bisa dibalas oleh siapapun kecuali Allah, maka banggalah menjadi guru yang profesional.

0 Response to "SENI MENGAJAR ALA PELATIH TOP SEPAK BOLA DUNIA"