ULUMUL QUR’AN

blogger templates

Dalam Bahasa arab, kata ‘ulum adalah bentuk jamak dari ‘ilim yang berarti al-fahmu wa al-idrak ( paham dan menguasai ). Sedangkan ilmu dalam pengertian umum adalah informasi-informasi yang valid dalam satu objek dan tujuan, baik dalam bentuk deskriptif ataupun analitik.
          Secara sederhana dapat dipahami bahwa gabungan kata ‘ulum dan al-quran (‘Ulum al-Qur’an) bermakna ilmu-ilmu yang berhubungan dengan al-quran. Adapun secara istilah, ‘ulum al-quran adalah pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan al-quran dari aspek turunnya,penyusunannya,I’jaznya, nasikh dan mansukhnya, dan menjelaskan hal-hal yang samar di dalamnya.
Artinya: Ulumul quran adalah suatu ilmu yang memuat berbagai pembahsan yang terkait dengan al-Qur’an dari segi mengetahui sebab-sebab turunnya, pengumpulannya, susunannya, mengetahui tentang makky dan madany, nasikh dan Mansukh, muhkam dan mutasyabaih, dan berbagai hal yang membunyai hubungan dengan al-qur’an.
          Dari segi objek bahasannya, ‘ulumul al-Qur’an dapat dibagi dua, yaitu ilmu-ilmu riwayat dan ilmu-ilmu dirayat. Ilmu-ilmu riwayat adalah ilmu-ilmu yang di peroleh melalui riwayat-riwayat yang bersumber dari Nabi SAW maupun sahabat seperti riwayat tentang sejarah turunnya al-quran, riwayat asbab al-nuzul, nasikh dan Mansukh, makkiyah dan madaniyah, serta qira’at al-qur’an. Sedangkan ilmu-ilmu dirayat adalah ilmu-ilmu yang diperoleh melalui penalaran maupun pengkajian seperti ilmu munasabat,I’jaz al-qur’an, tafsir dan sebagainya.

 Sejarah pertumbuhan dan perkembangan ‘Ulum al-Quran

Sejarah pertumbuhan dan perkembangan ‘Ulum al-Quran dikelompokkan ke dalam beberapa periode :
I.                  ‘Ulum al-Quran Pada Abad I dan II Hijriah
Periode ini dimulai sejak masa Nabi SAW sampai masa tabi’ al=tabi’in (120H). pada saat nabi masih hidup, ilmu-ilmu al-qur’an tidak dibukukan karena umat Islam saat itu belum membutuhkannya. Sebagian besar sahabat Nabi terdiri dari bangsa Arab dan sebagainya, sehingga mereka mampu memahami al-quran yang diturunkan dalam bentuk bahsa Arab. Dan selain itu semua permasalahn yang berkaitan dengan al-quran mereka bias langsung menanyakan kepada Nabi SAW.
Setelah nabi wafat, muncul perdebatan pemahaman yang sangat beragam di antara para sahabat terhadap al-quran. Hal ini didasarkan kepada realita bahwa mereka memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik dari segi nalar, pengetahuan, penguasaan bahan, keterkaitan mereka dengan Nabi, dan sebaginya.
Kemudian sahabat yang juga sangat peduli terhadap al-quran adalah Ali bin Abi Thalib.ia merupakan salah seorang sahabat Nabi yang secara langsung ditunjuk oleh Nabi untuk terlibat langsung dalam penulisan al-qur’an.disini dapat dipahami bahwa Ali adalah orang pertama yang meletakkan dasar-dasar ilmu I’rab al-Qur’an.
Pada masa penyusunan ilmu-ilmu agama yang dimulai sejak permulaan abad II H, maka para ulama memberikan prioritas terhadap penyusunan tafsir, sebab tafsir adalah ‘ulumu al-‘ulum al-qu’aniyah (induk ilmu-ilmu alquran). Karya-karya tafsir abad II H yang dipandang sebagai kitab tafsir yang paling besar dan paling tinggi nilainya adalah kitab Jami’ al-Bayyan fi Tafsir al-quran karya Ibnu Jarir al-Thabari. Penafsirannya disertai dengan riwayat-riwayat yang sahih dan tersusun rapi, serta dilengkapi dengan penjelasan mengenai kaedah kebahasaan dan hokum-hukum yang dapat diistimbathkan.

II.               Keadaan ilmu al-quran pada abad III dan IV H
Pada abad III H muncullah beberapa tokoh yang menyusun beberapa cabang dari ‘ulum al-Qur’an. Ulama-ulama tersebut yang terkenal diantaranya adalah :
1.     Ali ibn al-Madani menyusun ilmu asbab al-Nuzul beliau ini merupakan guru dari imam al-Bukhari yang ahli hadits.
2.     Abu ‘Ubaid ak-Qasim Ibn Salam menulis tentang Nasikh dan Mansukh serta ilmu Qira’at.
3.     Muhammad Ibn ayyub al-daris menulis tentang ilmu makky wa al-madany. Kitabnya berjudul fadhail al-quran. Naskah kitab ini secara lengkap tersimpan di pustaka Zahiriyah.
4.     Muhammad ibn Khalaf ibn al-Marzuban menulis kitab yang diberi judul Al-Hawi Fi ‘Ulum al-quran. Sebagian naskahnya tersimpan di pustaka Baladiyah Alexanderia Mesir.
Usaha apar ulama abad III H selanjutnya diteruskan oleh para ulama di abad IV H. ulama yang hidup sejak awal abad IV H dan selanjutnya dalam studi ilmu-ilmu keislaman disebut dengan ulama mutaakhkrin atau ulama khalaf. Pada abad IV H ini mulai disusun ilmu garib al-quran dan beberapa kitab ‘ulum al-quran dengan memakai istilah ‘ulum al-quran.
 Di antara ulama yang menyusun kitab-kitab ‘ulum al-quran pada abad IV H ini di antaranya ialah:
1.     Abu bakar al-Sijistan menyusun Ilmu garib al-Quran
2.     Abu bakar Muhammad bin al-Qasim al-Anbari menyusun kitab ‘Ajaib ulum al-Quran.
3.     Abu al-Hasan al-Asy’ari menyusun kitab al-Mukhtazan fi ulum al-quran
4.     Muhammad bin ‘Ali al-Afdawi menyusun kitab al-istiqna al-Qur’an.
III.           Keadaan Ilmu-Ilmu al-Qur’an Pada Abad V dan VI H
Ulama yang berjasa mengembangkan ‘ulum al-Quran pada abad V H ini antara lain :
1.     Ali bin Ibrahim bin Sa’id al-hufi menyusun kitab al-Burhan fi ulum al-quran, di samping kitab lain yang berjudul I’rab al-Quran.
2.     Abu ‘Amr al-Dani menyusun kitab al-Taisir fi Qiraat al-Sab’I dan kitab al-Muhkam fi al-nuqati.
Adapun pada abad VI H, selain meneruskan pengembangan ‘ulum al-quran, juga terdapat ulama yang mulai menyusun ilmu yang berhubungan dengan mubhamat al-Quran, mereka itu antara lain ialah:
1.     Abu al-qasim bin Abdurrahman al-Suhaili menyusun kitab mubhamat al-quran. Isi kitab ini menjelaskan maksud kata-kata dalam al-quran yang tidak jelas apa atau siapa yang dimaksud.
2.     Ibnu al-Jauzi menyusun kitab Funun al-Afnan fi ‘Ajaib al-quran dan kitab al-mujtaba fi ulum tata’allaqu bi al-quran.
Di kalangan ulama ada beberapa pendapat tentang kapan mulai lahirnya istilah ‘ulum al-Quran sebagai nama untuk suatu ilmu tentang al-Quran. Para sejarawan ‘ulum al-quran umumnya berpendapat bahwa istilah ‘ulum al-quran pertama kali muncul pada abad VII H. Dari uraian-uraian tentang sejarah perkembangan ilmu-ilmu al-quran, dapat ditarik kesimpulan bahwa istilah ‘ulum al-quran sebagai suatu ilmu telah dirintas oleh Ibnu al-Marzuban pada abad III H. kemudian diikuti oleh al-Hufi pada abad V H. kemudian dikembangkan oleh ulama-ulama berikutnya sampai disusunnya kitab al-Burhan Fi ulumul quran oleh al-Zarkasyi pada abad VII H. kemudian di sempurnakan oleh al-Suyuti pada akhir abad IX dengan kitabnya yang cukup [1]terkenal al-Itqan Fi ‘Ulum al-Quran.




Penulisan Kitab Ulumul Qur’an
Abad kedua hijriah
a.      Muhammad bin Khalaf Al-Marzuban, kitabnya adalah Al-Hawi fi ‘Ulum Al-Qur’an
Abad ketiga hijriah
a.      Ali bin Al-Madiny, kitabnya adalah ilmu Asbab An-Nuzul
b.     Abu Ubaid Al-Qasim ibn Salam, kitabnya tentang ilmu Nasikh wa Al-Mansukh, ilmu Al-Qira’at dan ilmu Fadha’ilul Al-Qur’an.
Abad keempat hijriah
a.      Abu Bakar Muhammad ibn Al-Qasim Al-Anbary, kitabnya tentang fadhailul Qur’an, turunnya Al-Qur’an atas tujuh huruf, tentang menulis mushaf dan bilangan surat, ayat dan kalimat.
b.     Abu Hasan Al-Asy’ari kitabnya tentang Al-Mukhtazan fi Ulumil Qur’an.
c.      Abu Bakar As-Sijistany, kitabnya tentang Gharibul Qur’an.
Abad kelima hijriah
a.      Abu Amr Ad-Dany, kitabnya tentang At-Tafsir bil Qira’atis Sab’I dan Al-Muhkamu fin Nuqath.
b.     Ali ibn Ibrahim Said Al Hufy kitabnya tentang Al-Burhan fi Ulumil Qur’an dan I’rabul Qur’an.

Abad keenam hijriah
a.      Abdul Qasim Abdur Rahman, kitabnya adalah Muhammatul Qur’an.
b.     ]ibnu Jauzy, kitabnya adalah Fununul Afnan ‘Ajaibu Ulumil Qur’an.
Abad ketujuh hijriah
a.      Alamuddin As-Sakhway, kitabnya tentang Hidayatul Murtab fil Mustasyabihi
b.     Ibnu Abdis Salam, kitabnya tentang Majazul Qur’an
c.      Abu syamah Abdur Rahman ibn Ismail Al-Maqdisy kitabnya tentang Musyidatul Wajiz fima Yata’allaqu bil Qur’anil Aziz.
Abad kedelapan hijriah
a.      Badruddin Az-Zakasyi, kitabnya tentang Al-Burhan fi Ulumil Qur’an.
b.     Taqiyyuddin Ahmad bin Taimiyah al-Harrani kitabnya tentang Ushul Al-Tafsir.
Abad kesembilan hijriah
a.      Muhammad ibn Sulaiman Al-Kafiyaji kitabnya tentang At-Tafsir fi Qawaidit tafsir
b.     Jalaluddin Al-Bulqany, kitabnya tentang Mawaqi’ul Ulum min Mawaqi’in Nujum.
c.      As-Sayuhy, kitabnya tentang At-Tahbir fi Ulumit Tafsir.


Metode Ulumul Quran
Pembahasan yang dipakai dalam ‘Ulum Al-Quran ialah metode deskriptif, yaitu dengan cara memberikan penjelasan dan keterangan yang mendalam mengenai bagian-bagian Al-Quran yang mengandung aspek-aspek ‘Ulum quran. Pertumbuhan Ulum quran dan metode pembahasannya adalah secara diskusi, yaitu tumbuh dan membahas hal-hal yang khusus terlebih dahulu, baru kemudian ilmu itu digabungkan menjadi satu, lalu membahas hal-hal yang umum. Kemudian ada metode Mudawwan, lalu barulah pembahasannya secara umum dan menyeluruh yang meliputi seluruh segi-segi kitab suci al-quran, setelah ilmu itu membahas semua segi kitab al-quran, kiranya juga memakai metode komperasi yaitu dengan cara memperbandingkan segi yang satu dengan yang lain, riwayat sebab turun ayat yang satu dengan riwayat yang lain, dan pendapat ulama yang satu dengan yang lainnya.
          Jadi mula-mula dalam ilmu-ilmu cabang memakai metode deskripsi,mudawwan yang menggunakan metode deduksi dan komperasi.
Tujuan Ulumul Quran
          Adapun tujuan mempelajari ulumul quran adalah sebagai berikut :
1.     Untuk mengetahui secara ihwal kitab al-qur’an sejak dari turunnya wahyu yang pertama sampai keadaan kitab itu hingga sekarang.
2.     Untuk dijadikan alat bantu dalam membaca lafal ayat-ayatnya,menghayati dan mengamalkan aturan-aturan ajarannya serta untuk menyelami rahasia dan hikmah disyariatkannya sesuatu peraturan dalam kitab itu.
3.     Untuk dijadikan senjata pamungkas guna untuk melawan orang-orang non muslim yang mengingkari kewahyuan al-quran dan membantah tuduhan orang-orang orientalis, yang menyatakan tentang sumber sumber al-quran itu dari Muhammad SAW atau dari orang-orang tertentu yang tiap-tiap aba dada raja orang yang melemparkan tuduhan-tuduhan keji terhadap kesucian kitab al-quran.[2]


           



         










[1] Abdul Wahid, Muhammad Zaini, Pengantar Ulumul Qur’an & Ulumul Hadist, (Banda Aceh: Penerbit PeNa,2016)
[2] Zahirotus Syaidiyah, ‘’Ulumul Qur’an dan Sejarahnya’’, diakses dari http:/myrealblo.blogspot.com/2015/11/ulumul-quran-dan-sejarahnya.html?m=1 ,pada tanggal 23 Februari 2020 pukul 08.00

0 Response to "ULUMUL QUR’AN"