Nama-Nama Surah Dalam Al-Qur'an

blogger templates
Al-Qur’an merupakan firman Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw melalui utusanNya Jibril. Fungsi utama al-Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi manusia sepanjang masa. Untuk mewujudkan fungsi tersebut, bahasa yang digunakan bersifat simbolik, tidak kaku, dan selalu menantang untuk dikaji. Dengan karakteristik tersebut, manusia dengan berbagai intelektual serta keragaman budayanya bisa memahami kandungan makna yang ada didalam al-Qur’an. Mereka yang termasuk kelompok awam dapat memahami dan mengerti kandungannya sesuai dengan pemahaman lahirnya, sedangkan mereka yang termasuk dalam kelompok ulul al-bab selain dapat memahami kandungan lahiriyahnya, mereka juda dapat menggali makna yang ada dibaliknya.
Salah satu yang termasuk dalam pembahasan ini adalah penamaan satu surah dengan beberapa nama. Dalam al-Qur’an ternyata banyak surah yang memiliki banyak nama, penamaan surah yang lain tersebut berdasarkan pada kalimat awalnya. Kadang-kadang juda diberi nama sesuai dengan kekhususan yang ada dalam surah tersebut, sementara surah yang lain diberi nama berdasarkan kisah atau rincian hukum yang terkandung didalamnya sebagaimana halnya dengan beberapa surah yang memiliki satu nama yang sama.








BAB II
PEMBAHASAN
NAMA-NAMA SURAH DI DALAM AL-QUR’AN

A.    Defenisi Surah
Surah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata سور yang artinya pagar yang jamaknya adalah سوارأ ,[1] secara bahasa surah mempunyai banyak arti di antaranya: (1) tingkatan atau martabat,(2)  tanda atau alamat,(3) gedung yang tinggi dan indah,(4) sesuatu yang sempurna atau lengkap,(5) susunan sesuatu atas lainnya yang bertingkat-tingkat.[2]
Adapun arti surah menurut istilah ahli ilmu-ilmu al-Qur’an, seperti dikemukakan sebagian ulama di antaranya:
a.       Manna’ Al-Qaththan
ا لسورة هي الجملة من ا يات القران دات المطلع والمقطع
“Surah ialah sekumpulan ayat-ayat al-Qur’an yang mempunyai tempat bermula dan sekaligus tempat berhenti”.
b.      Al-Ja’bari 
حد السورة قران يشتمل علي اي دي فا تحة وحا تمة واقلها ثلأث أيات
“Batasan surah ialah (sebagian) Qur’an yang mencakup beberapa ayat yang mempunyai permulaan dan penghabisan (penutup), dan yang paling sedikit adalah tiga ayat.”
  1. Penamaan Satu Surah dengan Beberapa Nama
Sebagian surah memiliki nama secara tersendiri, dan nama-nama itu pada umumnya diambil dari permulaan surah kecuali hanya 35 dari 114 surah al-Qur’an yang namanya diambil dari pertengahan.[3] Penamaan satu surah dengan beberapa nama dalam al-Qur’an juga sangat tepat dengan isi kandungan yang terdapat di dalam surah-surah itu sendiri.[4] Orang-orang Arab pada umumnya dalam memberikan nama, mereka memperhatikan faktor-faktor yang langka  atau dianggap unik pada sesuatu, berupa perilaku atau sifat yang khusus baginya, atau memang ada sesuatu yang lebih kuat atau lebih banyak atau dahulu. Demikian itu agar seseorang yang melihat dapat mengetahui terhadap apa yang diberi nama.[5]
Di dalam al-Qur’an bisa jadi setiap surah dalam al-Qur’an itu memiliki satu nama, dan ini yang terbanyak, tetapi ada yang memiliki dua nama, bahkan lebih. Di antaranya: 
  1. Surah al-Fatihah
Surah ini memiliki sejumlah nama/julukan, paling sedikit 11 nama menurut Al-Qurthubi (w.671H), yaitu:
1.      Al-Shalat (salat)
2.      Al-Hamdu (pujian)
3.      Fatihah al-Kitab (pembuka al-Kitab)
4.      Umm al-Kitab (induk al-Kitab)
5.      Al-Matsani/al-Sab’al-Matsani (yang diulang-ulang/tujuh ayat yang diulang-ulang)
6.      Al-Qur’an al-‘Azhim (al-Qur’an yang agung)
7.      Al-Syifa’ (obat)
8.      Al-Ruqyah (pengobatan dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an, terutama dengan membacakan surah al-Fatihah)
9.      Al- Asas (dasar/pondasi)
10.  Al-wafiyah (yang utuh menyeluruh/yang sempurna)
11.  Al-Kafiyah (yang mencukupi).
  1. Surah al-Baqarah (Sapi Betina)
Sebutan lain bagi surah al-Baqarah ialah Fusthath Al-Qur’an (puncaknya al-Qur’an), surah Alif Lam Mim dan bersama surah Ali-Imran dijuluki dengan al-Zahrawain (dua surah yang cemerlang) karena menyingkap beberapa hal keagamaan yang disembunyikan para ahli kitab (Yahudi dan Nashrani).
  1. Surah Ali-Imran (Keluarga Imran)
 Yang bersama-sama surah al-Baqarah seperti telah disebutkan di atas dijuluki dengan al-Zahrawain (dua surah yang cemerlang).[6]
  1. Surah al-Maidah (Hidangan Surga)
Dinamakan surah “al-‘Uquud” dan surah “al-Munqidzah”. Ibnu al-Furs berkata, dinamakan al-Munqidza, karena ia menyelamatkan pembacanya dari malaikat azab.
  1. Surah al-Anfal (Harta Rampasan Perang)
Abu asy-Syekh mengeluarkan sebuah riwayat dari Sa’id bin Jubair, ia berkata: aku katakan kepada Ibnu Abbas, “Surah al-Anfal?” Ibnu Abbas berkata, “itu adalah surah Badar.”

  1. Surah Taubah (Pengampunan)
 Dinamakan juga surah al-Baroo’ah, juga dinamakan dengan al-Faadhihah (yang membongkar aib). Ibnu Abbas berkata: dinamakan demikian karena ia selalu turun dengan menyebut kejelekan orang-orang munafik, surah ini juga dinamakan surah “al-‘Adzab” Umar bin Khattab berkata: “ketahuilah! Sesungguhnya surah ini lebih dekat kepada adzab (siksa), surah ini telah membongkar segala perbuatan buruk yang tersembunyi, hampir saja tidak ada seorang pun yang bisa lepas darinya.[7]  
  1. Surah an-Nahl (Lebah)
 Qatadah mengatakan surah an-Nahl ini juga dinamakan surah ‘an-Ni’am. Ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim. Ibnu al-Furs berkata, “Dinamakan ‘an-Ni’am, karena Allah telah menyediakan di dalamnya dari berbagai kenikmatan untuk hamba-hambaNya.”
  1. Surah al-Isra’. Surah ini juga dinamakan surat “subhaana” dan surah “Bani Israil”.
  2. Surah al-Kahfi (Gua). Surah ini juga dinamakan surah “Ashhabul Kahfi”.
  3. Surah Thaha. Surat ini juga disebut surah “al-Kalim”,  sebagaimana disebutkan oleh As-Sakhawi di dalam kitabnya, Jamalul Qurra’.
  4. Surah asy-Syu’ara (Para Penyair). Di dalam tafsir Imam Malik disebutkan bahwa surah ini juga dinamakan surah “al-Jami’ah”.
  5. Surah an-Naml (Semut). Surah ini juga dinamakn surah “Sulaiman”.[8]
  6. Surah as-Sajadah (Sujud). Surah ini juga dijuluki dengan surah al-Mudhaji’ (Ranjang-ranjang).[9]
  7. Surah Faatir (Pencipta). Surah ini juga dinamakan dengan surah “al-Malaaikah”.
  8. Surah Yasin
Yang oleh sebagian orang dijuluki dengan surah al-Qalb/Qalb Al-Qur’an (Hati/Jantung Al-Qur’an), surah al-Dafi’ah (Surah Motifator/yang Mendorong), surah al-Qadhiyah (Surah Kematian), dan surah al-Ma’ammamah (Surah yang memimpin/Kepala).
  1. Surah az-Zumar (Rombongan-rombongan). Surah ini juga dinamakan surah “al-Ghuraf” (Kamar-kamar).
  2. Surah al-Mu’minun (Orang-orang Beriman). Dijuluki dengan surah Ghafir (Maha Pengampun/Maha Penerima Taubat) dan surah Dzi al-Thawl (Surah yang Mempunyai Karunia).
  3. Surah Fushshilat (Yang Dijelaskan/ yang Dirinci). Yang dinamakan juga dengan surah al-Sajdah (Sujud), surah Ha-Mim-al Sajadah dan surah al-Mashabih (Surah Lampu-lampu).
  4. Surah al-Jatsiyah (Yang Berlutut). Surah ini juga dinamakan “asy-Syarii’ah” dan surah “ad-Dahr”. Ini diceritakan oleh Al-Karmani di dalam kitabnya, al-‘Ajaaib.
  5. Surah Muhammad. Surah ini juga dinamakan dengan surah “al-Qitaal” (Surah Peperangan).
  6. Surah Qaf. Dijuluki sengan surah al-Baasiqaat (Pohon kurma yang tinggi-tinggi)
  7. Surah al-Qamar (Bulan). Dinamakan juga dengan surah Iqtarabat (Hampir tiba).
  8. Surah ar-Rahman (Yang Maha Pemurah). Surah ini dalam sebuah hadits dinamakan “Arasul Qur’an” (Pesta nikmat Al-Qur’an), ia diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, dari Ali (marfu’).
  9. Surah al-Mujadalah (Wanita yang mengajukan protes). Surah ini dalam Mushaf Ubay bin Ka’ab dinamakan surah “adz-Dzihar”
  10. Surah al-Mumtahanah (Wanita yang diuji). Surah ini dinamakan juga dengan surah “al-Imtihan” dan surah “al-Mawaddah”.
  11. Surah ash-Shaf (Barisan-barisan). Surah ini juga diberi nama surah “al-Hawariyyin”.
  12. Surah ath-Thalaq (Perceraian). Yang dijuluki dengan surah al-Nisa al-Shugra.
  13. Surah at-Tahrim (Pengharaman). Surah ini juga dinamakan surah “al-Mutaharrim” dan surah “Lima Tuharrim”.
  14. Surah al-Mulk (Kerajaan)
Surah ini juga dinamakan dengan surah Tabaarak, al-Maani’ah (Mencegah dari azab kubur), al-Munjiyah (Menyelamatkan dari azab kubur), al-Waqiyah (Surah yang melindungi), dan surah al-Mujadilah (Perbantahan/Perdebatan).
  1. Surah al-Ma’aarij (Tempat-tempat tinggi). Surah ini juga dinamakan surah Sa’ala (Pertanyaan orang yang bertanya) dan surah al-Waaqi.
  2. Surah an-Naba’ (Berita besar). Surah ini juga disebut dengan ‘Amma, dan surah at-Tasaa’ul (Bertanya-tanya).
  3. Surah al-Bayyinah (Bukti kebenaran).
Surah ini juga dijuluki dengan surah lam Yakun, surah al-Qiyamah (Kiamat), surah Munfakkin (Orang-orang yang meninggalkan agamanya) dan surah al-Bariyyah (Makhluk terbaik).
  1. Surah al-Ma’un (Barang-barang berharga). Surah ini disebut juga dengan surah ad-Diin, dan surah Ara’aita.
  2. Surah al-Kafirun (Orang-orang kafir). Yang digelari juga dengan surah al-Manabidzah (Surah pertentangan), surah al-Ma’abidah (Tempat-tempat ibadah), dan surah al-Muqasyqasyah (Yang membebaskan).  
  3. Surah an-Nashr (Pertolongan). Surah ini dinamakan juga surah at-Taudi (Meninggalkan) karena didalamnya terdapat isyarat tentang wafatnya Nabi Saw.
  4. Surah al-Lahab (Gejolak api). Disebut juga surah Tabat, dan surah al-Masad.
  5. Surah al-Ikhlas (Memurnikan keesaan Allah).
Yang juga dinamakan dengan surah Qul-Huwallah, surah al-Ma’rifat (Mengenal Allah), surah al-Jamal (Yang sangat indah), surah al-Tauhid, surah an-Nur, surah al-Mani’ah (Yang mencegah dari fitnah kubur), surah al-Bara’ah (Yang membebaskan dari kemusyrikan), dan surah al-Najat (Keselamatan).
  1. Surah al-Falaq dan Surah an-Nas. Dikatakan untuk kedua-duanya al-Mu’awwidzataain.[10]
  1. Tambahan
Penamaan surah-surah kadang-kadang didasarkan pada kalimat awalnya. Kadang-kadang juda diberi nama sesuai dengan kekhususan yang ada dalam surah tersebut, sementara surah yang lain diberi nama berdasarkan kisah atau rincian hukum yang terkandung didalamnya sebagaimana halnya dengan beberapa surah yang memiliki satu nama yang sama.[11]
Tidak semua nama-nama surah di dalam al-Qur’an diberikan oleh Allah (Tauqifi), tapi sebagiannya diberikan oleh Nabi dan bahkan ada yang diberikan oleh para sahabat (Ijtihadi), sedangkan pemberian nama-nama lain dari surah tersebut bersifat Ijtihadi dan bukan Tauqifi.[12]


  1. Hikmah Dibaginya Al-Qur’an dalam surah-surah
  1. Sebagai Suatu Mukzijat
Surah-surah dalam al-Qur’an tersebut memperlihatkan kemukjizatan al-Qur’an dalam bentuknya yang lebih kuat dan hebat, tidak seperti jika ia tidak terbagi dalam surah-surah. Sebab, andaikata ia tidak terbagi dalam surah-surah, kemungkinan akan ada alasan bagi orang-orang yang ditantang untuk membuat sejenis surah karena ketebalan, luas dan keanekaragaman tema yang dimilikinya.
  1. Untuk Memudahkan Hafalan
Orang yang menggali makna al-Qur’an dalam satu surah saja, lazimnya lebih tekun dan lebih giat ketimbang bila dia menggali makna al-Qur’an secara keseluruhan dalam satu bab, atau secara berkelanjutan tanpa ada pemisah. Dengan demikian, surah-surah yang ada dalam Al-Qur’an tersebut bisa membangkitkan minat untuk mendalami maknanya secara bertahap dan memudahkan seseorang untuk menghafalnya.
  1. Kerinduan
Bila seseorang telah berhasil menguasai satu bagian penuh dari al-Qur’an, dia pasti akan semakin bersemangat dalam membaca atau menggali makna surah-surah lainnya dengan penuh kegairahan dan kerinduan.
  1.  Pembagian Bab-bab dan Tema
Berbedanya tema dan objek pembicaraan dalam berbagai surah al-Qur’an, beraneka ragamnya aspek-aspek keindahan dan kedalaman maknanya, ditambah bervariasinya gaya dan susunan kalimatnya secara lahiriyah yang terdapat dalam berbagai surah al-Qur’an berikut petunjuk-petunjuk yang menjadi ciri khas masing-masing surah. Seseorang yang membaca al-Qur’an selalu menemukan pelajaran khusus dalam setiap surah.[13]
BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Surah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata سور yang artinya pagar, sedangkan surah menurut istilah adalah sekumpulan ayat-ayat al-Qur’an yang mempunyai tempat bermula dan sekaligus tempat berhenti.
Sebagian surah memiliki nama secara tersendiri, dan nama-nama itu pada umumnya diambil dari permulaan surah, dan ada pula namanya di ambil dari pertengahan surah. Penamaan satu surah dengan beberapa nama dalam al-Qur’an juga sangat tepat dengan isi kandungan yang terdapat di dalam surah-surah itu sendiri. Di dalam al-Qur’an bisa jadi setiap surah dalam al-Qur’an itu memiliki satu nama, dan ini yang terbanyak, tetapi ada yang memiliki dua nama, bahkan lebih minsalnya surah al-Fatihah, al-Baqarah, at-Taubah, dan banyak lagi yang lainnya.
Pemberian nama-nama lain dari surah tersebut bersifat Ijtihadi dan bukan Tauqifi. Adapun hikmah dibaginya al-Qur’an dalam surah-surah adalah untuk memudahkan hafalan, sebagai suatu mukjizats, dan kerinduan bagi seseorang telah berhasil menguasai satu bagian penuh dari al-Qur’an






DAFTAR PUSTAKA

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah, 2007.
Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000.
Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, Jilid 1, (Terj). Tim Editor Indiva, Solo: Indiva Pustaka, 2008.
Dawud Al-‘Aththar, Mujaz ‘Ulum Al-Qur’an, (Terj), Afif Muhammad, Perspektif Baru Ilmu Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Hidayah, 1994.
Abu Anwar, ‘Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Pekan Baru: Amzah, 2005.
Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an,(Terj), Farikh Marzuki Ammar, Samudera Ilmu Al-Qur’an, Surabaya: Bina Ilmu Offset, 2006.




[1]Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah, 2007), hal.186.
[2]Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), hal. 66.
[3]Misalnya surah Luqman.
[4]Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an…67
[5]Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, Jilid 1, (Terj). Tim Editor Indiva, (Solo: Indiva Pustaka, 2008), 235-236.
[6]Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an….71
[7]Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an,(Terj), Farikh Marzuki Ammar, Samudera Ilmu Al-Qur’an, (Surabaya: Bina Ilmu Offset, 2006), hal.287.
[8]Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, Jilid 1, (Terj)…228-230.
[9]Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an…73
[10]Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, Jilid 1, (Terj)…231-235.
[11]Dawud Al-‘Aththar, Mujaz ‘Ulum Al-Qur’an, (Terj), Afif Muhammad, Perspektif Baru Ilmu Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1994), hal.185.
[12]Abu Anwar, ‘Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, (Pekan Baru: Amzah, 2005), hal.63.
[13]Dawud Al-‘Aththar, Mujaz ‘Ulum Al-Qur’an, (Terj)…181-183.

0 Response to "Nama-Nama Surah Dalam Al-Qur'an"