AI-Quran mendasarkan jalan itu
pada keimanan akan keesaan-Nya sebagai dasar pertama agama; Al-Quran
menjadikan keimanan kepada akhirat dan Hari Kiamat, yaitu hari ketika orang
yang baik dibalas karena kebaikannya dan yang jahat dibalas karena kejahatannya,
sebagai dasar-kedua agama. Hal ini pada gilirannya membawa kepada keimanan
kepada kenabian, karena perbuatan-perbuatan bisa dibalas setelah si pelakunya
mengetahui ketaatan dan maksiat, yang baik dan yang buruk. Pengetahuan ini
tidak akan dapat diperoleh kecuali melalui wahyu dan kenabian - sebagaimana
akan kami rinci nanti. Al-Quran menjadikan keimanan kepada kenabian ini
sebagai dasar ketiga agama.
Al-Quran memandang ketiga dasar
ini: keimanan kepada keesaan Allah, kenabian dan akhirat sebagai dasar-dasar
agama Islam. Setelah itu, Al-Quran menjelaskan pokok-pokok akhlak yang diridhai
dan sifat-sifat baik yang sesuai dengan ketiga dasar tersebut, dan setiap orang
beriman harus menghiasi diri dengannya. Kemudian AI-Quran menetapkan
hukum-hukum perbuatan yang menjamin kebahagiaan hakiki manusia dan menyuburkan
akhlak yang utama dan faktor-faktor yang mengantarkannya kepada akidah yang
benar dan prinsip-prinsip pokok.
Tidak logis bila kita beranggapan
bahwa orang yang bergelimang dalam seks yang diharamkan, mencuri, berkhianat
dan curang, adalah suci. Begitu pula, tidak logis bila kita beranggapan bahwa
orang yang keterlaluan dalam mencintai harta, mengumpulkan dan menyimpannya,
dan tidak mau memenuhi hak-hak orang lain, adalah suci. Tidak logis pula bila
kita menganggap orang yang tidak menyembah Allah dan mengingat-Nya siang dan
malam, sebagai beriman kepada Allah dan Hari Akhir.
Dengan demikian, akhlak yang baik
maujud kuena adanya perbuatan-perbuatan baik, sebagaimana akhlak yang baik itu
ada karena akidah yang benar.
Seseorang yang terbelenggu
kesombongan, kebanggaan dan kecintaan kepada diri sendiri, tidak mungkin
mempercayai Allah dan mengakui keagungan-Nya. Dan orang yang selama hidupnya
tidak mengetahui makna keadilan, keperwiraan dan welas-asih terhadap yang
lemah, tidak akan masuk ke dalam hatinya intan kepada Hari Kiamat, perhitungan
dan balasan di akhirat. Tentang hubungan antara akidah yang benar dengan akhlak
yang diridhai, Allah berfirntan:
"Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang
baik, dan amal yang baik dinaikkan-Nya. "
(QS 85:10)
Dan tentang hubungan antara
akidah dengan perbuatan, Allah berfirman:
"Kemudian akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah
azab yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayatayat Allah dan mereka selalu
memperolok-oloknya." (QS 90:10)
Kesimpulan dari pembicaraan di
atas adalah bahwa Al-Quran mwgandung sumber-sumber ketiga dasu Islam, yaitu:
1.
Dasar-dasar akidah.
Ini terbagi menjadi tiga dasar agama: tauhid, kenabian dan akhirat, dan
akidah-akidah yang merupakan cabang darinya, seperti lauh mahfudh, qalam, qadha' dan qadar, malaikat, menghadap Allah, kursi, penciptaan langit
dan bumi dan lain-lain.
2.
Akhlak yang diridhai.
3.
Hukum-bukum syara'
dan perbuatan yang dasar-dasarnya telah dijelaskan Al-Quran, sedangkan
penjelasan terincinya diserahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Dan Nabi
menjadikan penjelasan Ahlul Bait (keluarga)-nya sama dengan penjelasan beliau, sebagaimana diketahui dari hadits tsaqalain yang secara mutawatir diriwayatkan baik oleh
kalangan Ahlus Sunnah .
0 Response to "Al-Quran, Menentukan Jalan Hidup Manusia"
Posting Komentar