MENGGUGAT PARA ORANG TUA; Apa Salah Nikah Muda?

blogger templates


Menikah adalah sebuah perbuatan yang dianjurkan agama  dengan beragam macam keutamaan yang akan diperoleh. Menikah menjadi salah satu pintu masuk kebaikan bagi yang benar niatnya dan memberikan keberkahan dalam kehidupan. Maka akan terjadi benturan argumentasi ketika membicarakan tentang nikah di usia Muda. Akan ada banyak stigma negatif yang digelontorkan sebagian masyarakat yang terkadang ini menjangkiti pikiran para orang tua. Ketika ada pemuda yang berusia relatif muda mengutarakan niatnya untuk menikah maka orang-orang akan meremehkan niatnya dan tak jarang ada yg meruntuhkan semangatnya dengan perkataan bahwa usia muda adalah ada uang ga? Mau kasih makan apa anak orang nanti? Usia muda ini masa untuk senang-senang, mewujudkan mimpi, masa bebas untuk berkarya serta mengumpulkan harta, dll
Sungguh mengherankan ketika stigma seperti ini terus dipelihara. Meskipun dalam satu sisi tidak ada yang salah dengan “larangan” nikah muda karena menikah bukanlah ajang untuk gagah-gagahan dan memperoleh prestise. Namun masa muda menjadi masa yang rentan jika sang pemuda tidak mampu membentengi dirinya dan akhirnya terjerumus dalam hal-hal yang dilarang agama. Maka agar mencegah diri dari perbuatan doa maka menikah adlaah salah satu pilihan yang tepat, sebagaiman tersebut dalam sebuah hadits “Wahai kaum muda, barangsiapa di antara kalian telah mampu maka hendaknya menikah, karena ia lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab ia dapat mengekangnya.” Shahiih al-Bukhari (IX/112, no. 5066)
Dan yang sangat memprihatinkan adalah para orang tua terkesan lebih merestui anak-anaknya untuk menjalin hubungan asmara tanpa ikatan yang sah. Seakan orang tua lebih ridha anaknya berpacaran daripada harus nikah muda. Seolah punya kebanggaan tersendiri ketika anaknya dijemput atau menjemput sang pacar dan bisa berkeliaran disepanjang jalan.
Lantas apa yang salah dengan Nikah muda, wahai para orang tua tidakkah kalian lebih senang kepada hal kebaikan menyapa anak kalian daripda keburukan yang menjadi penghias kehidupannya. Adakah sebuah kebanggaan ketika anak gadismu dijemput oleh pria yang disebut sebagai pacar dan mereka melakukan pelanggaran-pelanggaran aturan Allah. Kalian sering beralasan bahwa nikah muda akan menimbulkan keretakan dalam rumah tangga nantinya. Lantas kasus kekerasan dalam rumah tangga, perceraian yang terus meningkat tidak terjadi pada pernikahan kaum tua? Bukanlah nikah muda yang menyebabkan hal tersebut, melainkan kematangan dan dukungan dari lingkungan sekitar.
Para orang tua seringkali menjadi penghambat ketika anaknya mengutarakan niat di usia muda dengan dalih persoalan finansial yang akan membebani untuk menafkahi keluarga nantinya. Adakah standarisasi “mampu” yang baku dari para orang tua, bahkan orang yang telah menikah berpuluh tahun pun akan masih merasa kekurangan finansial, lantas kenapa dulu kalian  menikah? Kenapa kalian juga tak menunggu mampu baru menikah agar kalian tak menjadi penghalang kami menuju kebaikan menurut agama. Kenapa harus takut akan ketiadaan rejeki, bukankah Allah yang Maha memberi rizki dan menjamin kesejahteraan setiap hambaNya. Bahkan seekor binatang saja masih terjamin rizkinya sebagimana  firman-Nya “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya.” (QS. Hud: 6). Apalagi kita seorang manusia yang dianugrahi akal, dan menikah karena Lillahi ta’ala maka Allah akan membuka pintu-pintu rizki dan mempermudahnya bagi kita “Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al An'am: 151).
Oleh karena itu menikah bukanlah menjadi faktor yang membebani seorang yang menikah di usia muda sebagaimana anggapan yang berkembang selama ini. Bahkan dengan menikah seorang pemuda akan semakin bertanggungjawab dan semangat untuk mencari pundi-pundi rizki yang halal yang akan dibawa pulang ke rumah nantinya.
            Rintangan lainnya adalah berkembangnya wacana bahwa dengan nikah muda akan melalaikan dan menghambat seseorang dalam menuntut ilmu dan membuatnya gagal meraih kesuksesan. Alasan yang ini malah terkesan sangat mengada-ngada, entah darimana munculnya persepsi bahwa pernikahan menjadi penghancur kesempatan pendidikan orang lain. Bahkan realitasnya hari ini, orang yang sudah menikah semakin semangat menyelesaikan studinya dan punya alasan jelas untuk terus meningkatkan sisi keilmuan karena untuk membina keluarga yang harmonis dibutuhkan kemapanan baik dari sisi mental, dan keilmuan.
Jadi, apa alasan bagi kalian wahai para orang tua untuk menghambat anakmu yang ingin menikah di usia muda. Apakah kalian lebih senang melihat kami bergandengan sementara para setan bertepuk tangan? Ataukah kalian menjadi bahagia ketika kami menjadi insan beriman dalam mahligai rumah tangga?
Jika kalian juga beralasan bahwa setalah nikah mau makan apa, maka kami akan menjawab tentu kami akan makan nasi dan segala sesuatu yang halal dan baik bagi kami. Jika kalian pun bertanya dapat uang darimana, maka kami akan menjawab kan masih ada orang tua yang akan membantu kami.
Lucu rasanya ketika kalian lebih memilih memberikan kami makan sementara saban hari kami menghabiskan waktu bersama orang yang tidak sah bagi kami. Namun kalian enggan memberikan kami makan hanya karena alasan sudah menikah. Padahal ketika kami menikah, meskipun kami tidak kaya tapi kami sudah terjaga dalam perbuatan maksiat. Daripada harus mendapat pacar seorang kaya yang hanya melepas rayuan-rayuan semu dan akhirnya kami terjerembab dalam gelimangan dosa.
Wahai orang tua, hari ini aku menggugat kalian atas sikap primitif kalian. Sikap yang membuat kami harus berpasrah diri dari menunaikan salah satu ajaran agama. Dan izinkan aku bertanya dan tolong jawab pertanyaan ini “Apa yang salah dari nikah muda?”. Bukankah Rasul menyuruh kita mempermudah urusan bukan mempersulit persoalan. Semoga kalian bukan menjadi penghambat kami lagi kedepannya melainkan menjadi penyemangat kami untuk semangat menikah agar terhindar dari perbuatan maksiat. Semoga[]

0 Response to "MENGGUGAT PARA ORANG TUA; Apa Salah Nikah Muda?"