“Menurut kamu ada apa di tanggal 14
februari, bagaimana kamu menghadapi tanggal tersebut” itulah pertanyaan yang
masuk ke Hp saya yang dikirim oleh seorang teman. Lama saya berfikir dan
mengaitkannya dengan kalender terbitan 2011. Lalu dengan yakin saya membalas sms
tersebut dan mengatakan tanggal 14 februari itu hari senin. Ternyata setelah
saya lama berfikir ternyata saya baru tahu bukan itu yang coba dimaksud si
teman ini, ada sebuah trend yang sangat berkembang khususnya dikalangan
muda-mudi terhadap angka “14” ini. Tidak seperti apa yang saya pikirkan,
dikalangan muda-mudi ternyata berkembang gaya merayakan tanggal tersebut dengan
proses saling tukar kado (biasanya coklat,boneka,dll) dan mengidentikan hari
ini dengan warna pink. Mereka sering menyebutnya dengan “valentine day’s” atau
secara sederhana ini dapat kita artikan dengan hari kasih sayang. Dalam satu
sisi sungguh menarik dan ini menjadi sebuah motivasi untuk menumbuhkan
karakter saling menyayangi antar sesama. Namun, sungguh sangat disayangkan dalam
prakteknya ternyata sangat jauh terdistorsi, para pemuda mengkhususkan hari ini
dengan saling bertukar kasih dan berbagi sayang dengan lawan jenis mereka. Ini
yang sebenarnya menjadi sebuah ketidaksepakatan saya menyikapi perayaan
ini.Dalam praktek kehidupan ketika saya mencoba membuka kembali coretan-coretan
sejarah kehidupan dimasa lalu. Selalu di tanggal 14 februari ini kalangan yang
didominasi remaja menyibukan diri untuk membeli sebuah hadiah dan membuatnya
agar menjadi tampilan yang menarik. Ada yang membungkus dengan kertas
kado,dibalutkan pita warna pink,tulisan bernuansa puitis,dan lain sebagainya.
Yang realitanya mereka sendiri sedang kekurangan dana (maklumlah status masih
sebagai penengadah sejati sama orangtua) namun tetap bersikukuh untuk memberikan
yang terbaik kepada orang yang disebut orang yang disayanginya. Kalau kita
ingin berfikir lebih dewasa dan bersikap jujur, kenapa kita harus sangat
berkorban untuk memberi hadiah itu kepada lawan jenis dengan label”orang yang
disayangi” tapi kita melupakan orang seharusnya lebih kita sayangi yaitu
orangtua kita.Dengan bangga dan senangnya mereka menghadiahkan sesuatu kepada
targetnya namun bersamaan dengan itu mereka mengabaikan orangtuanya yang
menjadi sumber penghasilan dia untuk membeli hadiah itu. Sungguh sangat
memiriskan hati melihat kondisi ini,konon lagi banyak pelaku perayaan ini
adalah mereka yang berlatarbelakang islam. Memang Islam tidak pernah melarang
pemeluknya untuk memberi hadiah,menyenangkan,menyayangi orang lain tapi bukan
dengan mengkhususkan hari “kasih sayang” itu untuk orang yang khusus dan
tidak pantas diberi pengkhususan itu. Jika mau jujur apa dasar logika
kita memberi hadiah terbaik untuk teman lawan jenis. Kalaupun ingin memberi
kenapa juga harus kepada lawan jenis, kenapa tidak diberikan untuk teman yang
satu kost,teman bermain,teman seorganisasi atau terbuka untuk siapa saja. Ini
merupakan kesalahan yang telah berkembang biak dikalangan masyarakat. Semoga
kita tidak lagi menjadi orang yang mampu dibodohi oleh perayaan-perayaan aneh
dengan label apapun. Sungguh islam merupakan agama yang menganjurkan kita untuk
saling berkasih sayang,saling menjaga,menyenangkan orang lain setiap saat,tidak
terbatas dengan dimensi dan waktu. Sehingga kita mampu mengamalkan keindahan
kasih sayang ini tanpa mengotori pelaksanaannya dengan kebodohan kita. Kalaupun
kita ingin memberi yang terbaik berilah kepada yang paling pantas menerimanya
yaitu orangtua,sahabat kita yang selalu menyayangi kita dan kita tidak pernah
berniat mengkhusukan untuk hari tertentu. Jadikan setiap hari menjadi hari
“kasih sayang” dan berikan itu untuk semua orang. wallahu a’lam bishawab.
RENUNGAN
Senin, 19 Januari 2015
0 Response to "valentinne day"
Posting Komentar